Penyakit Apa Saja yang Sering Terjadi pada Bayi?

New Mom Wajib Tahu!

Menjadi ibu baru adalah pengalaman yang indah sekaligus menantang. Semua hal kecil terasa penting, mulai dari tidur bayi, ASI, hingga kebersihan botol susu. Salah satu hal yang sering luput dari perhatian adalah kualitas air dan lingkungan sekitar bayi. Padahal, ini bisa menjadi faktor penting yang menentukan kesehatan buah hati, terutama dalam beberapa bulan pertama kehidupan mereka.

dr. Cynthia Utami, Sp.A, dalam EMC Indonesia menyatakan, "Anak-anak sangat rentan terhadap berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum sepenuhnya berkembang. Oleh karena itu, perhatian terhadap kebersihan lingkungan, imunisasi yang tepat waktu, dan pola makan sehat sangat penting untuk mencegah penyakit pada anak."

Bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna, sehingga lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Lingkungan yang kotor, udara yang kurang bersih, atau air yang terkontaminasi bisa menjadi jalan masuk bakteri, virus, dan parasit. Berikut beberapa penyakit yang sering terjadi pada bayi akibat kurangnya kebersihan air dan lingkungan, beserta gejala dan cara pencegahannya.

Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan

Diare adalah salah satu penyakit paling umum pada bayi, seringkali disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit dari air dan makanan yang tidak higienis. Di Indonesia, diare menyumbang 9,8% kematian pada bayi 0-11 bulan dan 4,5% kematian pada anak 1–5 tahun pada 2020 (Unicef, 2023). Globalnya, diare menyebabkan sekitar 444.000 kematian balita per tahun, dengan hampir 1,7 miliar kasus anak setiap tahun (WHO, 2024). Rotavirus menjadi penyebab utama diare berat, sekitar 41-58% kasus diare berat yang dirawat di rumah sakit di Indonesia disebabkan oleh rotavirus (Unicef, 2023).

"Diare pada anak bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat, karena dapat menyebabkan dehidrasi yang serius," ujar dr. Rudy, Sp.A dalam video edukasinya “Menangani Diare pada Anak”.

Gejala: Diare berair, muntah, dehidrasi, penurunan berat badan.
Pencegahan: Pastikan air yang digunakan untuk mencuci botol atau menyiapkan susu benar-benar bersih. Selalu cuci tangan sebelum menyentuh makanan bayi, dan gunakan peralatan yang steril.

Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Bayi yang memakai popok sering terkena area lembab, tempat berkembangnya bakteri seperti E. coli. Studi rumah sakit di Indonesia menunjukkan 46% kasus UTI terjadi pada anak <5 tahun, mayoritas perempuan. Secara global, ada 50,17 juta kasus UTI anak 0–14 tahun pada 2021, dengan bayi <1 tahun menyumbang 64,8% kematian akibat ISK (Front. Public Health, 2025).

Gejala: Bayi rewel, demam, buang air kecil pada bayi berkurang jumlahnya.
Pencegahan: Ganti popok secara rutin, jaga area popok tetap kering, dan pastikan bayi mandi dengan air bersih.

Eksim dan Infeksi Kulit

Kulit bayi sangat sensitif. Kontak dengan permukaan yang kotor atau mandi dengan air tidak higienis bisa memicu ruam, gatal, dan infeksi kulit. Globalnya, 10-20% anak mengalami eksim dan infeksi kulit bakteri (BSD) tercatat 338 juta kasus pada anak dan remaja 0–19 tahun pada 2021 (The National Eczema Association (NEA)). Neonatus 0-6 hari termasuk kelompok dengan resiko tertinggi.

Menurut dr. Caessar Pronocitro, ruam popok pada bayi biasanya disebabkan oleh iritasi, infeksi jamur, atau dermatitis atopik, dan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan serta mengganti popok secara rutin.

Gejala: Ruam merah, gatal, kulit terkelupas.
Pencegahan: Gunakan air bersih saat mandi, keringkan kulit dengan lembut, dan bersihkan permukaan tempat bayi sering bermain.

Tetanus Neonatal

Tali pusar bayi yang baru lahir rentan terkontaminasi jika dibersihkan dengan kain atau air yang tidak steril. Infeksi Clostridium tetani dapat menyebabkan tetanus neonatal, yang sangat berbahaya. Indonesia telah mencapai eliminasi tetanus neonatal sejak 2016 dengan insiden <1 kasus per 1.000 kelahiran (UNFPA, 2016).

Gejala: Kaku otot, kesulitan menyusu, spasme.
Pencegahan: Pastikan tali pusar dibersihkan dengan cara steril, gunakan kain dan air higienis, serta lakukan imunisasi tetanus sesuai jadwal.

Hepatitis A

Hepatitis A bisa ditularkan melalui air atau makanan yang tercemar. Bayi yang minum air tidak higienis atau makan makanan yang terkontaminasi berisiko terkena penyakit ini. Infeksi pada bayi biasanya asimtomatik, tetapi tetap berisiko serius pada bayi dan anak kecil. Globalnya, hepatitis A menyebabkan sekitar 7.134 kematian pada 2016 dan 1,4 juta kasus dilaporkan pada 2018 (WHO, 2025). Karena sistem imun bayi belum sempurna, sehingga menjaga kebersihan air dan makanan menjadi sangat penting.

Gejala: Demam, muntah, kulit dan mata menguning.
Pencegahan: Gunakan air bersih untuk memasak dan minum, cuci buah dan sayur dengan air higienis, serta jaga kebersihan dapur dan perlengkapan makan bayi.

Tips Cerdas Biar Bayi Tetap Sehat dan Bahagia

  1. Sterilkan Semua Perlengkapan Bayi

    Botol, dot, dan alat makan bayi harus selalu dicuci bersih dan direbus sesekali. Ini penting karena sisa susu atau makanan yang menempel bisa menjadi sarang bakteri dan jamur. Dengan rutin mensterilkan perlengkapan, bayi terhindar dari diare, infeksi saluran pencernaan, dan gangguan pencernaan lainnya.

  2. Cuci Tangan Sebelum Menyentuh Bayi
    Kebiasaan kecil ini sangat efektif mencegah bakteri dan virus masuk ke tubuh si kecil. Sebelum menyentuh bayi, pastikan tangan ibu atau pengasuh bersih, terutama setelah menyentuh benda-benda di luar rumah atau setelah menggunakan kamar mandi. Ini membantu melindungi bayi dari penyakit yang mudah menular.

  3. Bersihkan Lingkungan Mainnya
    Lantai, mainan, dan meja yang sering disentuh bayi bisa menjadi tempat berkembangnya kuman. Membersihkannya secara rutin menjaga lingkungan tetap higienis, mencegah bayi terkena infeksi kulit, alergi, atau penyakit akibat kuman dari permukaan kotor.

  4. Gunakan Air Bersih dan Aman
    Mulai dari air minum, masak, hingga mandi bayi, pastikan airnya higienis. Air yang tercemar bisa menjadi sumber penyakit seperti diare, infeksi kulit, atau bahkan hepatitis A. Menggunakan air bersih membantu menjaga sistem pencernaan dan kesehatan kulit bayi tetap optimal.

  5. Perhatikan Kesehatan Diri Sendiri 
    Ibu yang sehat dan bersih otomatis menjaga bayi tetap aman dari kuman. Rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan diri, dan memastikan tubuh tetap fit membantu mengurangi risiko penularan penyakit ke bayi. Kesehatan ibu dan bayi saling berkaitan, jadi perhatian pada diri sendiri sama pentingnya.

Bayi sangat bergantung pada air bersih dan lingkungan higienis. Mulai dari air minum, mandi, hingga perlengkapan makan, menjaga kebersihan menjadi langkah penting untuk mencegah diare, infeksi kulit, ISK, hingga penyakit serius seperti tetanus dan hepatitis A. Untuk ibu baru, fokus pada kebersihan sederhana ini bisa membuat bayi tetap sehat, nyaman, dan keluarga pun lebih tenang. Salah satu cara praktis adalah menggunakan Tangki Air MPOIN, yang dilengkapi teknologi anti bakteri maupun virus dan sudah teruji membunuh bakteri seperti E. coli dalam waktu 24 jam, sehingga air yang digunakan untuk minum, memasak, atau mandi bayi akan selalu aman dan higienis.

Previous
Previous

Rahasia di Balik Proses Flushing Hydrant

Next
Next

Kenyamanan Toilet di Kereta Penting Loh!